PENDAHULUAN
Bukan menjadi rahasia umum jika mutu pendidikan di
Indonesia lebih rendah dibandingkan Negara-negara lain. Demikian juga untuk
pelajaran matematika, menurut penelitian yang dilakukan oleh Programme for International Student
Assess-ment(PISA) menunjukan posisi Indonesia berada pada urutan 39 dari 41
negara dalam hal pembelajaran pada jenjang pendidikan. Seiring perkembangan dan
perubahan zaman, semakin banyak teknologi yang berkembang pula, yang mana dapat
dimanfaatkan sebagai pendorong terbentuknya proses pembelajaran modern.
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi tersebut
melahirkan suatu konsep pembelajaran modern yang mana disebut konsep
e-learning. Dengan konsep e-leraning dapat menjadikan pembelajaran-pembelajaran
yang diterapkan di sekolah menjadi lebih efektif dan efisien, termasuk pula
pembelajaran matematika. E-learning memberikan para peserta didik, pendidik,
dan pengelola pendidikan untuk mengambil banyak manfaat darinya. Manfaat
tersebut antara lain yaitu para subyek pendidikan menjadi lebih kreatif, aktif,
dan karena kefleksibelan program yang ada dalam metode e-learning menjadikan
pembelajaran lebih berkesan.
Pada makalah ini akan dibahas kemajuan ICT dan
penerapan-penerapan pada pembelajaran di sekolah. Keampuan ICT untuk melahirkan
konsep e-learning, manfaat dari e-learning, dan bahan-bahan pembelajaran untuk
e-learning. Kemuadian akan dibahas pula ICT dalam pembelajaran matematika,
model pengembangan ICT dalam pendidikan, model-model pembelajaran matematika
yang dapat difasilitasi oleh ICT. Semua materi tersebut secara umum menjadi
implementasi atau pengaplikasian ICT pada dunia pendidikan. Yang mana akan
menjadikan pembelajaran di Indonesia tidak tertinggal jauh dengan Negara lain,
dan tujuan lain dari makalah ini yaitu bagimana cara kita menyikapi kemajuan
ICT ,apakah akan kita bawa dalam hal-hal yang positif dan bermanfaat atau kita
bawa ke tindakan yang negetif dimana dapat merugikan banyak orang disekitar
kita. Semakin maju teknologi informasi dan komunikasi di sekitar kita maka
seharusnya kita semakin bijak untuk memilih dan mempertimbangkan banyak manfaat darinya atau muddarat dari
teknologi yang sedang berkembang tersebut.
PEMBAHASAN
A.
ICT dan Pembelajaran
Pada dasarnya pemanfaatan ICT dalam pembelajaran
adalah pemoderendisasian dalam proses belajar mengajar, yang mana proses
tersebut merupakan transfer ilmu pengetahuan dari pendidik kepada peserta
didik. Transfer pengetahuan dalam hal ini dilakukan dengan melalui perantara
yaitu ICT yang dapat diwujudkan sebagai suatu alat yang menunjang pembelajaran
agar lebih efektif dan efisien. Kekuatan ICT tersebut dapat mendorong para
insan pendidikan untuk memanfaatkannya dalam bidang pendidikan. Kekuatan
tersebut dapat mendorong terjadinya perubahan dalam kurikulum, yang meliputi
aktifitas belajar siswa, latihan dan penilaian, hasil akhir belajar, dan nilai
tambah yang positif.
ICT
dapat memunculkan pembelajaran-pembejaran yang berinovasi, salah satunya
E-learning. Seperti tujuan ICT tadi, e-learning adalah pembelajaran yang
menggunakan teknologi untuk mentransformasikan penetahuan dari pedidik kepada
peserta didik dengan lebih efektif dan efisien.kelebihan e-learning daripada
pembelajaran konvesional biasa yaitu proses pembelajaran dapat disampaikan
dalam waktu yang bersamaan ataupun dalam waktu yang berbeda. Bahan ajar yang
digunakan pada e-learning mempunyai ciri-ciri menggunakan basic multimedia,
mempunyai teks, garfik, animasi, simulasi, audio, video. Hal ini merupakan
kelebihan dari media berbasis computer.
E-learning
merupakan model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Dengan
e-learning, peserta didik dituntut untuk mandiri dan bertanggungjawab terhadap
proses pembelajarannya, sebab ia dapat belajar dimana saja, kapan saja, tetapi
harus memiliki alatnya. E-learning menuntut keaktifan sisiwa itu sendiri,
peserta didik dapat mencari dan mengambil informasi /materi pembelajaran
berdasarkan silabus/criteria yang telah tentukan pengajar/pengelola pendidikan.
Peserta didik akan memiliki kekayaan informasi,sebab ia dapat mengakses
informasi dari mana saja yang berhubungan dengan materi pembelajaraan
nya.Peserta didik juga berdiskusi secara online
dengan pakar-pakat pada bidangnya,misalnya melalui email atau chatting.dengan
demikian jelas bahwa keaktifan peserta didik dalam e-leraning sangat menentukan hasil belajar yang mereka peroleh.Semakin
ia aktif ,semakin banyak pengetahuan atau kecakapan yang akan ia peroleh.Tabel
1 menunjukan trend baru model pembelajaraan yamg memanfaatkan kemajuan TIK yang
akan segera bergeser dari model e-learning
ke model mobile learning (m-learning).
Tabel
1.Trend Belajar
Generasi ke-5
|
Generasi ke-6
|
e-learning model
|
m-learning model
|
Web-based course
|
Web-based course
|
Integrated multi media
|
Integrated multi media
|
Computer mediated communication
|
Mobile/handphone mediated comminication
|
Computer intelligent system
|
Computer intelligent system
|
Karakteristik
lain dari e-learning adalah selalu bahan pembelajaraan yang up-to-date.Hal ini
disebabkan oleh kemudahan untuk melalukan koreksi dan pembetuklan terhadap
materi pembelajaraan setiap saat dipandang perlu. Sebagai perbandingan, pada
sistem tradisional, jika ada buku atau hand out salah cetak misalnya perlu
cetak ulang edisi berikutnya untuk membetulkannya.
E-leraning
juga memberikan kesempatan siswa tanpa batas, artinya siswa dapat menggali
informasi melalui jaringn internet tanpa dibatasi oleh guru. Siswa juga bebas
dari rasa malu yang biasanya terjadi pada kelas konvensional, jika ia merasa
lambat, jika ia tidak dapat menjawab pertanyaan gurunya, atau gagal dalam
belajarnya. Mereka bebas bertanya dan berdiskusi dengan para pakar yang ada
pada bidangnya atau dengan melalui program bantuan professional help secara online yang di desain pada
materi pembelajaran e-learning. Dalam sisitem pembelajaran e-learning seperti
ini diharapkan bahwa hasil akhir proses belajarnya akan menjadi lebih baik.
E-learning
juga dapat di desain untuk menyimpan catatan prestasi peserta didik yang sangat
bermanfaat bagi proses umpan balik. Catatan prestasi ini dapat digunakan untuk
memeriksa dan member skor secara otomatis terhadap hasil evaluasi belajar siswa
di sekolah. Sehingga unsure-unsur transparansi dan akuntabilitasdipenuhi dalam
proses pembelajaran ini. Berdasarkan proses hasil evaluasi ini, peserta didik
dapat disarankan untuk melkukan kegiatan belajar tertentu.
B. Manfaat E-leraning pada Kegiatan Belajar
Mengajar.
Dari
penjelasan tentang e-leraning di atas , kita dapat menerka apa manfaat dari
pembelajaran e-learning baik bagi peserta didik maupun bagi pendidik, bahkan
pula bagi para pengelola lembaga pendidikan. E-learning juga memungkinkan
pembelajaran yang dilakukan dengan jarak yang jauh dan terbuka untuk siapapun
serta dapat dilakukan kapanpun.
Berikut adalah beberapa
manfaat dari E-learning yang diperoleh peserta didik:
1.
Membangun
interaksi ketika peserta didik melakukan diskusi secara online.
2.
Mengakomodasi
perbedaan peserta didik.
3.
Peserta
didik dapat mengulang materi pelajaran yang sulit berkali-kali, sampai
pemahaman diperoleh.
4.
Kemudahan
akses, kapan saja dan dimana saja.
5.
Peserta
didik dapat belajar dalam suasana yang bebas, tanpa tekanan, tidak malu untuk
bertanya (secara on line).
6.
Mereduksi
waktu dan biaya perjalanan.
7.
Mendorong
peserta didik untuk menelusuri informasi situs-situs pada world wide web.
8.
Mengijinkan
peserta didik memilih target dan materi yang sesuai pada web.
9.
Mengembangkan
kemampuan teknis dalam menggunakan internet.
10.
Mendorong
peserta didik untuk bertanggungjawab terhadap belajarnya dan membangun self-knowledge dan self-confidence.
Sedangkan
bagi tenaga pengajar, e-learning juga memberikan banyak manfaat. Di antaranya
yang terpenting adalah bahwa ia selalu dapat memberikan materi yang up-to-date
kepada para peserta didik. Keuntungan lainnya adalah:
1.
Kemudahan
akses kapan saja dan dimana saja.
2.
Mereduksi
biaya perjalanan dan akomodasi, kaitannya dengan program-program pelatihan.
3.
Mendorong
mengajar mengakses sumber-sumber pelajaran yang up-to-date.
4.
Memungkinkan
pengajar mengkomunikasikan gagasan-gagasannya dalam cangkupan wilayah yang
cukup luas.
Bagi
pengelola lembaga pendidikan, e-learning juga mempunyai manfaat yang
sangat luas,diantaranya :
1.
Meningkatkan
prestice dan akuntanbilitas lembaga
2.
Memungkinkan
menciptkan system distance education dan virtual school
3.
Memungkinkan
menghemat biaya penagdaan prasarana dan operasional pemeliharaan gedung dan
peralatan.
C.
Pemilihan Bahan Untuk E-learning
Key(dalam Khoe Yao
Tung,2000)menyatakan bahwa kegiatan belajar menghajar akan lebih efektif jika
terdapat keseimbangan antara content(gagasan baru,prinsip,dan konsep),experience(peluang
menerapkan konsep pada lingkungan eksperiemental),dan feedback(umpan balik atas
tindakan yang diambil pada saat penerapan ditahap experience).Keseimbangan
semacam itu akan sulit ditemukan pada “Kelas-kelas inetrnasional”,terutama
untuk tahapan experience dan feedback.Akan tetapi,dengan bantuan
TIK tahapan experience dan feedback dapat dimudahkan dilaksanakan,misalnya
melalui simulasi.Karenanay dalam pemilihan bahan untuk e-learning,seyogyanya para
tenaga pengajar juga mempertimbangkan unsure-unsur tersebut,sebab jika
tidak,e-learning juga dapat gagal meningkatkan kecakapan dan prestasi peserta
didik jika bahan pembelajaranya didesain seperti halnya yang ada pada
kelas-kelaspembelajaran tradisional,Jadi,menyiapkan bahan untuk e-learning tidak
seperti memindahkan isi buku atau hand out kekomputer.Untuk itu para tenaga
pendidik dan pengelola pendidikan umumnya harus dapat memilih atau,bahkan bila
memungkinkan,menyiapkan sendiri bahan-bahan e-learning untuk para peserta
didiknya.
Memperhatikan
konsep yang disampaikan Key tersebut diatas,jelas bahwa bahan pembelajaran
untuk e-learning harus didesain atau dipilih sedemikian rupa sehingga mampu
meningkatkan efektivitas dan efektivitas belajar.Rambu-rambu untuk memilih
bahan e-learning atau menyiapakan/mendesain bahan e-learning adalah:
(1)berbasis computer,(2)perancangan computer tampilan monitor memperhatikan
kaidah pembuatan media pembelajaran,(3)penyajian menarik dan
berkesan,dan(4)biaya penyusunan/penagdaan bahan pembelajaran.
Bahan
pembelajraan yang berbasis computer diantaranya mempunyai cirri-ciri memuat
informasi baru,menyatakan tujuan pembelajaran yang jelas,dapat mengetahui
kemampuan peserta didik melalui latihan-latihan secara online,dan memberikan
ada umpan balik terhadap hasil penilaian.Sedangkan perencanan tampilan
dimonitor perlu memperhatikan kaidah pembuatan media pembelajaran karena
penelitian menunjukan bahwa penegtahuan seseorang 11% diperoleh dari
pendengaran dan 83% diperoleh dari penglihatan.Sedangkan kemapuan daya ingat
seseorang 20% diperoleh dari apa yang didengar dan 50% diperoleh dari apa yang
dilihat(http://www.itb.ac.id/lp3/aa/bab08.htm) .Oleh karena itu,perancanaan
tampilan dimonitor juga perlu mendapatkan pertimbangan tersendiri dalam memilih
bahan untuk e-learning.Peserta didik umumnya membaca teks dimonitor 30% lebih
lambat daripada dikertas.untuk itu sebaiknya teks dibuat ringkas dan
padat,menggunakan warna yang menarik untuk membantu memudahkan mengingat informasi,memberikan penekanan-penekanan pada
bagian yang dianggap penting,dan informasi penting hendaknya disajikan dibagian
atas.
Penyajian
bahan juga harus didesain sehingga menarik dan berkesan bagi peserta
didik.Keunggulan computer adalah mampu melakukan manipulasi objek,data,suara,gambar,grafik,atauoun
teks,serta warna.Karenanya,penggunaan variasi
teks,warna,grafik,animasi,simulasi,audio,video secara baik akan mampu
meningkatkan kualitas penyajian bahan e-learning.Sebaiknya bahan untuk
e-learning dipilih yang memuat unsure-unsur multimedia.Akhirnya pertimbangan
biaya pengadaan bahan e-learning juga perlu mendapatkan perhatian.Hendaknya
para pendidik dapat memilih bahan e-learning yang memadai dan terjangkau.Biaya
untuk pengadaan bahan e-learning perlu mendapatakan pertimbangan,sebab jangan
sampai menimbullkan biaya tinggi.Salah satu tujuan dari e-learning adalah
mengurangi biaya proses pembelajaraan.Ini penting supaya biaya yang dikeluarkan
sebanding dengan kualitas dan kuantitas isi pelajaaraan.
D.
Integritas TIK - Pembelajaraan Matematika
Penerapan e-learning
memeprlukan sumber daya yang memadai,khusunya SDM.Dari sisi SDM pelaksaan
e-learning tentu memerlukan lierasi computer,khususnya bagi guru dan peserts
didik.Konsep Literasi computer lebih berkaitan dengan segi praktis penggunaan
computer,buak perancangan dan pengembangan computer itu
sendiri(Sugilar,2005).Sebagia istilah dalam pengembangan program
pembelajaraan,literasi computer merujuk pada:(1)Pengoperasian program
aplikasi,(2)konteks social penggunaan computer,(3)pemahaman tentang apa
computer dan bagaimana computer bekrja,(4)sejarah computer,(5)pengetahuan
praktis terhadap paling tidak satu bahas pemprograman tingkat tinggi.Literasi
Komputer juga dapat dipandang dari apa-apa yang telah dikerjakan seseorang dan
keadaan seseorang yang berkaitan dengan computer,yai,tu:(1)lamanya telah
mengunakan computer,(2)penggunaan paket program computer,(3)Keikutsertaan dalam
kursus computer,(4)kepemilikan computer dirumah,(5)keterampilan membuat program
computer,(6)keterlibatan dalam pekerjaan yang menggunakan computer untuk
penyelesaian.
Kondisi
SDM(dalam hal ini pendidik matematika) dalam literasi computer memang masih
memperhatinkan.Keaadaan tahun 2004 menyebutkan bahwa 80% guru SD tidak dapat
mengoperasikan computer,48% guru SLTP tidak dapat mengoperasikan computer,dan
42% guru SMA serta 68% guru SMK tidak dapat mengoperasiak
computer(Wijaya,2005).Sementara untuk perguruan tinggi tidak ada data yang
jelas.Disisi lain,menurut pemgamatan beberapa pelajar SMA dan mahasiswa sudah
mulai menggunakan sebagai sumber informasi yang penting untuk membantu
memecahkan problem yang dihadapinya.Penelitain lain menunjukan bahwa walaupun
akses mahasiswa masih sangat terbatasnamun mereka telah dapat mengatasi kendala
kepemilikan sarana dan prasarana pribadi untuk memanfaatkan e-learning
melalui tempat kerja atau warung-warung telekomunikasi (warnet) yang ada
dimasyarakat(Bealwati,2004).
Model
pengembangan TIK di pendidikan dapat dilakukan dalam empat tahapan,emerging,applying,infusing,dan
transforming(Majumdar,2005).Emerging adalah tahap dimana semua insan
pendidikan menjadi memiliki perhatian terhadap TIK.Appyling adalah tahao
dimana p ara insane pendidikan mulai belajar menggunakan TIK.Infusing
adalah dimana para indan pendidikan mulai mengetahui bagaimana dan kapan
menggunakan TIK.Transforming secara spesifik dapat menggunakan TIK untuk
membantu menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran yang dihadapainya.
Kaitanya
dengan Pembelajaran matematika,guru(calon guru) hendaknya dapat menguasai perangkat
lunak yang mendukung bidang matematika seperto MS Word,MS Excel,MS Power
Point,MS Front Page,Turbo Pascal,Visual Basic,MATLAB,Mathcad atau program
lainya.Hal ini dimaksudkan para pendidik matematika dapat menyiapkan sendiri
bahan pembelajaraan berbasis computer.Program-program aplikasi tersebut
diantaranya dapat dimanfaatka untuk mendissain tutorial,presentasi,drill dan
latihan,simulasi,pemecahan masalah,dan permainan. Tutorial dan presentasi akan
meningkatkan arau memperkaya informasi peserta didik.Drill dan latihan akan
akan meningkatkan kemampuan dan keterampilan matematis peserta didik.Simulasi
memungkinkan untuk menagjak peserta didik untuk meningkatkan kemampuan berfikir
daya kritis,sebab biasanya simulasi ini digunakan untuk menyajikan gambaran
atau konteks dunia nyata.Pemecahan masalah disamping meningkatkan daya kritis
peserta didik,juga dapat melatih para peserta didik untuk dapat mengkaitkan
berbagai ide atau informasi yang dapat membantu memecahkan
masalah.Akhirnya,permainan matematika dapat didesain sehingga mampu memberikan
pengayaan atau penguatan terhadap konsep-konsep matematika,disamping dapat
menimbulkan perasaan menyenangkan bagi peserta didik selama belajar matematika.
Penentuan
model pembelajaran matematika merupakan kunci awal sebagaiusaha pendidik
meningkatkan daya matematika peserta didik.Model pembelajaran yang variatif dan
mnenyediakan banyak pilihan belajar memungkinkan berkembangnya potensi peseta
didik.Dengan demikian peserta didik diberikan kesempatan berkembang sesuai
dengan kapasitas,gaya belajar,maupun pengalaman belajarnya.Kreatifitas dan
analisis pendidik di dalam mendesain serta menelaah kecenderungan karakter
belajar peserta didik mutlak diperlukan.Selain itu,Mempersiapkan peserta didik
memulai pengayaan pengetahuan awal merupakan usaha penting lainya yang harus
dilakukan saat pendidik menentukan desain pembelajaran yang akan dipilih dalam
usaha meningkatkan daya matematika peserta didik.
Pembelajaran
berbasis TIK menunjukan bahwa kelompok peserat didik yang memliki kemampuan
dasar relatif baik,lebih terlihat penegembangan daya matematikanya.Walaupun
demikian peran pendidik belum sepenuhnya dapat digantikan oleh teknologi,dalam
arti e-learning berperan sebagai suplemen(Yuniawati,2006).Dengan mengingat
bahwa pemeblajaran matematika harus mampu memberikan daya matematika bagi
peserta didik,kombinasi desain expository learning,inquiry
leraring,cooperative learning,dan individual learning akan dapat
menjawab kebutuhan tersebut,dalam pengembangan dapat difasilitasi TIK untuk
penyiapan dan penyajian.
Dalam
pengintegrasian TIK dan pembelajaran,yang perlu diperhatikan adalah penyusunan
desain pembelajaraan dan pemetaan program(Panen,2006).Dalam hal ini,pendidik
harus dapat menjaga kapan perlu tapilan
teks,gambar,video,animasi,simulasi,kuis,test,atau link ke internet dan sumber
belajar lainya,sehingga peserta didik benar-benar termotivasi untuk berfikir
dan berkreasi.Dalam konsep ini,pendidik matematika seolah-olah berperan seperti
penulis scenario dan sutradara pada suatu permainan drama.Ia harus menyusun
“plot-plot cerita” yang merupakan urutan tampilan materi pembelajaran sekaligus
menetukan apa yang harus keluar atau tampil pada tiap-tiap plot tersebut.
Pada
expository-based learning yang mempunyai siklus umum
(1)atensi,(2)intoduksi/penyampaian infromasi,(3)drill atau latihan,(4)test dan
pengayaan,pendidi (guru)dapat menggunakan TIK pada tiap siklus tersebut.Inquiry-based
learning umum mempunyai siklus (1)pertanyaan/problem, (2)investigasi, (3)penyajian/penyampaian
hasil, (4)diskusi dan,(5)refleksi.Pada tahap awal,TIK dapat digunakan untuk
menunjukan atau memberikan problem/pertanyaan yang berhubungan dengan kasus
aktual atau kasus dunai nyata.Kemudian pada siklus investigasi atau
pencarian,TIK dapat digunakan untuk memfasilitasi eksperimen,eksplorasi,atau
pencarian informasi,baik secara online(melalui internet) atau off line(melalui
CD-ROM) dan sebagai.
Analogi
dengan kedua model pembelajaraan tersebut diatas,TIK juga dapat dimanfaatkan
untuk menfasilitasi cooperative-learning.Pada cooperative-learning
umumnya mempunyai siklus (1)Pertanyaan/tugas, (2)bentuk kelompok kerja, (3)investigasi,
(4)penyajian/penyampaian informasi, (5)diskusi, (6)kesimpulan dan kesimpulan
dan refleksi. Bentuk-bentuk kelompok kerja dalam cooperative-learning
diantaranya adalah Team-Games tournament(TGT), Group Investigation(GI),
Constructive –Controversy(CC), Jingsaw Procedure(JP), Student
Team Achievment Divisions(STAD), Team Accelerated Intruction(TAI), Cooperative
Integrated Reading and Composistion(CIRC).
Dalam
Individual Learning,TIK dapat dimanfaatkan dalam bentuk computer-assited
instruction(CAI) yang bersifat offline maupun web-based course
yang bersifat online,Pada CAI atau web-based course dapat berisi
didalamnya tentang teks/informasi,drill dan latihan,simulasi tutorial,instructional
games,problem-solving programs,teks,dan umpan balik. Guna mendorong peserta
didik untuk lebih aktif dan kreatif,dalam pencarian sumber belajar atau sumber
informasi,peserta didik harus dimotivasi untuk melakukan pencarian informasi
sebanyak mugkin dengan berbagai cara,deberbagai waktu,dan diberbagai
tempat,misalnya buku,jurnal,surat kabar/majalah,multimedia,web,atau
masyarakat.
Sumber
belajar pembelajaran untuk e-learning dapat diperoleh melalui internet,baik
dengan cara membeli(berlanganan) maupun mendowload bahan yang gratis(free),misalnya situs http://www.tc.cornell.edu:80/edu/MathScjGateway yang berisikan pendidikan matematika dan sains,
http://www.enc.org/ yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan AS,dan http://www.nctm.org/ yang dikelola oleh organisasi para guru matematika
di AS.Di Australia ada situs http://ice-em.org.au/about .html yang dikelola oleh The International Centre of
Excellence for Education in Mathematics(ICE-EM).Untuk di Indonesia,misalnya ada
http://smun.net/ yang memuat situs-situs SMU di Indonesia,kemudian
ada http://www.lipi.go.id yang merupakan situs lembaga ilmu pengetahuan
Indonesia(LIPI).Di Indonesia,PUSTEKOM merupakan salah satu lembaga dibawah
naungan Depdiknas yang memproduksi bahan-bahan pembelajaraan untuk e-learning
yang dapat diakses melalui http://www.pustekom.go.id kemudian situs www.p3gmatyo.go.id yang dikelo oleh PPPG matematiak Yogyakarta,memuat
berbagai kegiatan pengembangan profesi guru matematika dan bahan pembelajraan
untuk e-learning .Situs http://geocities.com/matematikasmpn18 dikelola oleh seorang guru SMP di Malang,memuat
beberapa materi tutorial untuk matematika sekolah.Sedangkan http://id.wikipedia.org/wiki/matematika yang memuat seputar matematika dan
perkembangannya;http://www.geocities.com/ratuilma/indexIND.HTML yang memuat
pembahasan dibidang pengajaran matematika realistic Indonesia,dan sebagainya.
Penggunaan
TIK dalam pembelajaraan oleh para pendidik akan mempunyai dampak ikutan yang
luas.Jika seorang dosen di perguruan tinggi memanfaatkan TIK dalam pembelajraan
,hal ini akan berdampak bahwa mau tidak mau para mahasiswa juga dapat
menggunakan TIK.Jika mahasiswa tersebut seorang calon guru maka ia akan dengan
menggunakan TIK untuk pembelajaraan pada para siswanya.Hal ini,selanjutnya akan
merangsang para siswa belajar dan menggunakan TIK.Dengan demikian cepat atau
lambat,masyarakat Indonesia menjadikan computer literacy.Oleh karena
itu,lembaga pendidikan tenaga kependidikan yang menghasilkan calon-calon guru
sudah seharusnya memberikan keterampilan TIK untuk pembelajaraan bagi para
mahasiswanya.
E.
Penutup
Kekautan
TIK telah mendorong terjadinya perubahan dalam pembelajaraan.Pemanfaatan TIK
pada pembelajaraan memberikan banyak keuntungan,baik bagu peserta
didik,pendidik,maupun pengelola pendidikan.TIK dapat memfasilitasi model
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik,sehingga peserta didik dapat
lebih aktif dan kreatif.Model pengembangan TIK di lembaga-lembaga pendidikan
dapat dilaksanakan dalam 4 tahapan,yaitu emerging,applying,infusing,dan
transforming,bergantung pada ketersediaan infrastuktur yang ada serta kesiapan
sumber daya manusia.
Integrasi
TIK pada pembelajaraan matematika dapat mendorong dicapainya daya matematika
oleh peserta didik.TIK dapat digunakan untuk memfasilitasi peningkatan kualitas
pembelajaraan matematika melalui model expository
learning,inquiry leraring,cooperative learning,dan individual learning.Oleh
karena itu,TIK dapat digunakan untuk mendesain tutorial,presentasi,simulasi,pemecahan
masalah,dan permainan matematika yang mendorong tercapainya daya matematika.
Lembaga-lembaga
pendidikan matematika diluar negeri,baik secara sendiri-sendiri atau dengan
dukungan pemerintahan telah berusaha memajukan e-learning,sehingga di
mungkinan segera menerapkan sistem distance learnin bagi para peserta
didiknya pada proses pembelajaran.Ini berarti bahwa konsep virtual college
segera mereka masuki.Dengan demikian mereka dapat menjaring calon peserta didik
tanpa batas-batas kewilayahan.Ini meneyebabkan pendidikan diluar negeri akan
tampak semakin murah dan menarik bagi
calon peserta didiknya.
Di
Indonesia,walaupun infrastruktur untuk menyelenggarakan e-learning belum
memadai,sudah wajarnya konsep pembelajaran dengan e-learning juga
diperkelnalkan kepada para peserta didik.Hal ini dilakukan supaya para peserta
didik kita tidak ketinggalan dalam derasnay arus perkembangan TIK yang sangat
cepat ini.Tidak bijaksana jika kita menunggu sampai infrastruktur untuk
menerapkan e-learaning memadai.Jika pilihan ini yang kita tempuh,dunia
pendidikan kita akan semakin tertinggal jauh dibelakang dibandingkan dengan
Negara-negara lain.
Pada
akhirnya,bahan pembelajaaraan e-learning memang dimungkinkan diberikan secara
mandiri kepada peserta didik.Tetapi dalam tahap awal pelaksanaannya,tenaga
pengajar tetap memainkan peran yang penting dalam mendidik peserta
didik-peserta didiknya.Yang patut kita renungkuan dan perlu segera tindakan
nyata adalah kita perlu segera mempersiapkan SDM yang memiliki kemampuan
kompetitif yang tinggi diera informasi ini.Kita memerlukan SDM yang menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi yang baik dengan dukungan dan pemahaman tentang
TIK yang memadai.Demikian halnay diperlukan pendidik matematiak yang mampu
memanfaatkan TIK pada pembelajraan untuk menunjang tercapainya daya matematika
bagi peserta didik.
F.
Daftar Pustaka
Murtiyasa,Budi.2006.Pemanfaatan
Teknologi Informasi Dan Komunikasi(TIK) Untuk Meningkatkan Kualitas
Pembelajaraan Matematika.Surakarta